Ranah Minang adalah Dapur Lahirnya Pancasila

BUKITTINGGI.PKS - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menyelenggarakan kegiatan Seminar Fraksi PKS MPR-RI di Gedung Triarga, Kota Bukittinggi pada Sabtu (23/10).

Bertemakan "Bagaimana Orang Minang Mempraktekkan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari" ini menghadirkan pemateri dari pakar dan budayawan Minang. Mantan Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif didaulat memberikan materi kepada ratusan peserta yang hadir. Dari kalangan budayawan Minang dihadirkan Yus, Dt. Parpatiah yang sudah menerbitkan ratusan karya tentang cerita dan ceramah adat Minang.

Baca Juga : PKS Mandiangin Koto Selayan Santuni Anak Yatim Guru Ngaji, dan Aromil

Acara dimulai dengan Sambutan dari Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah. Ketua DPW PKS Sumatera Barat tersebut menyampaikan egaliternya orang Minang. Beliau mencontohkan bahwa orang Minang memiliki prinsip "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung", sehingga orang Minang sangat mudah berbaur dengan suku manapun yang ada di Indonesia maupun dunia.

"Dari perjalanan saya mengelilingi Indonesia, saya belum pernah mendengar adanya perkampungan orang Minang. Ini menandakan orang Minang tidak eksklusif dan bisa berbaur dengan siapapun". Lanjutnya.

Menurut Mahyeldi contoh tersebut memberikan gambaran bahwa antara masyarakat Minang dengan Pancasila adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang Minang telah menjadikan Pancasila sebagai karakter dalam berbangsa bernegara.

Baca Juga : Majukan Literasi, Tim Seni Budaya PKS Bukittinggi Kunjungi TBMH

Selanjutnya Ketua Fraksi PKS MPR-RI Tifatul Sembiring yang menjadi keynote speaker pada acara tersebut mengungkapkan bahwa secara historis bahwa tidak ada masalah antara Minang dan Pancasila. Ia mencontohkan salah satu pepatah yang menjadi karakter orang Minang dalam kehidupan yaitu :

Kabukik samo mandaki

Kalurah samo manurun

Barek samo dipikua

Ringan samo dijinjiang

Pepatah tersebut menurut pria asal Guguak Tinggi, Agam tersebut menggambarkan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah menjadi kepribadian masyarakat Minang sejak dahulunya. Sehingga tidak ada yang perlu dipertanyakan tentang pancasilanya orang Minang.

Dalam sesi seminar, Prof Yudi Latif yang dinobatkan sebagai narasumber banyak membahas seputar peran Orang Minang dalam kelahiran Pancasila sebagai ideologi Negara. Mantan Ketua BPIP tersebut mengungkapkan kalau dibedah Pancasila setidaknya mengandung tiga komponen, pertama tentang keagamaan, kedua tentang nasionalisme, dan ketiga tentang sosial ekonomi,

"Dari ketiga komponen tersebut, ternyata kalau ditelaah ada Orang Minang sebagai konseptor dari ketiga komponen tersebut. Mulai dari dari sisi keagamaan ada Haji Agus Salim, nasionalisme ada Sutan Syahrir dan Muhammad Yamin, serta pada komponen sosial ekonomi ada Muhammad Hatta dan Tan Malaka yang menjadi pionirnya"Lanjutnya.

Jadi tidak bisa diragukan tentang seberapa berpengaruhnya orang Minang dalam lahirnya Pancasila sebagai faslsafah kehidupan berbangsa bernegara. Diakhir ulasannya, Yudi menyampaikan bahwa Indonesia perlu banyak belajar kepada orang Minang dalam memaknai Bhineka Tunggal Ika. Orang Minang dari dulu sampai sekarang sudah sangat teruji dalam mengamalkan Pancasila atau mempraktekkan Bhineka Tunggal Ika dalam sehari-hari.

"Jadi hemat saya, kalau Indonesia mau mewujudkan Bhineka Tunggal Ika secara real, maka perbanyaklah pemimpin Negara ini dari orang Minang" Ucap Yudi saat menutup materinya.

Baca Juga : PKS Dorong Dr Salim Jadi Tokoh Nasional

Pada sesi kedua budayawan Minang Yus, Datuak Parpatiah memberikan pandangannya tentang kehidupan berpancasila bagi orang Minang. Menurutnya orang Minang sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebelum lahirnya Pancasila itu sendiri.

"Jadi saya ingin ingatkan kepada anda semua kembali bahwa kita sudah berbuat sebelum orang lain memikirkannya. Sebelum Pancasila lahir pada 1945, leluhur kita sudah mempraktekkan nilai yang ada pada Pancasila pada ratusan tahun yang lalu" Ucap pria yang akrab disapa angku datuak tersebut.

Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi dinobatkan sebagai moderator pada acara tersebut dan didampingi oleh tiga orang Anggota Fraksi PKS MPR RI yakni Chairul Anwar, Hermanto, dan Johan Rosihan. Acara ini juga turut dihadiri oleh Ketua TP-PKK Sumatera Barat Harneli Mahyeldi, Ketua GOW Kota Bukittinggi Nurna Eva Marfendi, dan Anggota DPRD Sumatera Barat Rahmad Saleh.

Posting Komentar

0 Komentar